Asilahh

FORUM BAHTSUL MASAIL EL-BAYAN ( FBME )
TAHUNAN KE 04
BendasariMajenangCilacapJawa Tengah
Sekretariat : Jl. Ky. M. Syuhud No. 01 Bendasari Majenang Cilacap 53257 Telp. 085326229900
1. PP EL-Bayan Majenang ( Latihan Qurban dengan menarik iuran wajib )
A. Deskripsi Masalah
Menjelang Idul Adha tiba, ada beberapa masalah yang senantiasa mengemuka dan perlu mendapat perhatian. Diantara masalah tersebut, yaitu penyembelihan hewan Qurban di instansi-instansi tertentu. Kegiatan ini sangat marak, karena memang digalakkan oleh beberapa instansi, baik swasta maupun negeri. Dimana instansi tersebut mengharuskan anggotanya untuk mengeluarkan dana iuran dengan jumlah tertentu sesuai dengan keputusan instansi masing-masing. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membeli hewan Qurban sapi atau kambing dan sisanya masuk ke uang kas instansi. Alasan yang melatar belakangi perbuatan ini, yaitu melatih anggotanya untuk melaksanakan ibadah Qurban.
B. Pertanyaan
a. Bagaimanakah hokum mewajibkan iuran qurban sebagaimana deskripsi diatas ?
b. Apakah pelatihan Ibadah Qurban sebagaimana deskripsi diatas dapat dibenarkan oleh hokum syara’ ?
c. Apakah pengelolaan sisa uang hasil iuran qurban yang dimasukkan kekas sekolah dapat dibenarkan?

2. PP Al-Iman Bulus Purworejo
A. Deskripsi Masalah
Sistem dropshipping banyak diterapkan saat ini oleh para penggiat toko online. Mereka tidak mesti memiliki barang. Cukup mereka memasang iklan di website atau blog, lalu jika ada pesanan, mereka tinggal menghubungi pihak produsen atau grosir. Setelah itu pihak produsen atau grosir selaku dropshipper yang mengirimkan barang langsung kepada buyer (pembeli).
Berikut ilustrasi mengenai sistem dropshipping:
Barang dipasarkan lewat toko online atau dengan hanya memasang ‘display items’ atau ‘katalog. Lalu pihak buyer (pembeli) melakukan transaksi lewat toko online kepada reseller dropship. Setelah uang ditransfer, pihak dropshipper (grosir) yang mengirim barang kepada buyer. Artinya, pihak reseller sebenarnya tidak memiliki barang saat itu, barangnya ada di pihak supplier, yaitu produsen atau grosir.
B. Pertanyaan
a. Sahkah jual beli seperti deskripsi diatas?
b. Apakah solusi yang tepat agar jual beli tersebut sesuai dengan syar'i?

Dapat termasuk akad jualah dan dapat juga termasuk akan ijarah atau wakalah. Adapun hubungan kerja antara makelar dengan pemilik barang dan antara makelar dengan calon pembeli, tergantung system kerja yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait.
b.Jika upahnya ditentukan dan diketahui, maka hukumnya mubah, dan jika tidak, maka hukumnya tidak boleh.
c.Ya. Ada batasan norma hukum yang memagari praktek kerja makelar, agar tercemin sah, mubah atau haram. Wallohu a'lam. [Ibnu Toha].
Dasar Pengambilan Hukum :
- Al Madzahib al Arbaah III hal 129-130 :
ومن ذلك أجرة السمسار والدلال. فإن الأصل فيه عدم الجواز لكنهم أجازوه لحاجة الناس إليه كدخول الحمام على أن الذي يجوز من ذلك إنما هو أجر المثل.فإذا اتفق شخص مع دلال أو مع سمسار على أن يبيع له أرضاً بمائة جنيه على أن يكون له قرشين في كل جنيه مثلاً فإن ذلك لاينفذ وإنما الذي ينفذ هو أن يأخذ ذلك الدلال أجر مثله في هذه الحالة.
- Mughni al Muhtaj III hal 431 :
ثم شرع في الركن الرابع، وهو الجعل، فقال: (ويشترط) لصحة الجعالة (كون الجعل) مالاً (معلوماً) لأنه عوض كالأجرة، ولأنه عقد جوز للحاجة، ولا حاجة لجهالة العوض بخلاف العمل والعامل. (فلو) كان مجهولاً، كأن (قال: من ردّه) أي عبدي مثلاً (فلـه ثوب أو أرضيه) أو نحوه، أو كان الجعل خمراً أو مغصوباً، (فسد العقد) لجهل الجعل أو نجاسة عينه أو عدم القدرة على تسليمه، (وللرادّ أجرة مثلـه) كالإجارة الفاسدة.
- 'Umdah al Qari’ XII hal 93 :
وهذا الباب (باب أجر السمسرة) فيه اختلاف للعلماء، فقال مالك: يجوز أن يستأجره على بيع سلعته إذا بين لذلك أجلاً، قال: وكذلك إذا قال لـه: بع هذا الثوب ولك درهم أنه جائز، وإن لم يوقت لـه ثمنا، وكذلك إن جعل لـه في كل مائة دينار شيئا، وهو جعل، وقال أحمد: لا بأس أن يعطيه من الألف شيئا معلوما، وذكر ابن المنذر عن حماد والثوري أنهما كرها أجره، وقال أبو حنيفة: إن دفع لـه ألف درهم يشتري بها بزا بأجر عشر دراهم، فهو فاسد، وكذلك لو قال: اشتر مائة ثوب فهو فاسد، فإن اشترى فلـه أجر مثلـه، ولا يجاوز ما سمى من الأجر، وقال أبو ثور: إذا جعل لـه في كل ألف شيئا معلوما لم يجز، لأن ذلك غير معلوم فإن عمل على ذلك فلـه أجره وإن اكتراه شهرا على أن يشتري لـه ويبيع فذلك جائز. وقال ابن التين أجرة السمسار ضربان: إجارة وجعالة: فالأول: يكون مدة معلومة فيجتهد في بيعه، فإن باع قبل ذلك أخذ بحسابه، وإن انقضى الأجل أخذ كامل الأجرة. والثاني: لا يضرب فيها أجل، هذا هو المشهور من المذهب، ولكن لا تكون الإجارة والجعالة إلاَّ معلومين، ولا يستحق في الجعالة شيئا إلاَّ بتمام العمل، وهو البيع، والجعالة الصحيحة أن يسمى لـه ثمنا إن بلغه ما باع، أو يفوض إليه، فإن بلغ القيمة باع، وإن قال الجاعل: لا تبع إلاَّ بأمري فهو فاسد. وقال أبو عبد الملك: أجرة السمسار محمولة على العرف يقل عن قوم ويكثر عن قوم، ولكن جوزت لما مضى من عمل الناس عليه على أنها مجهولة، قال: ومثل ذلك أجرة الحجام، وقال ابن التين: وهذا الذي ذكره غير جار على أصول مالك، وإنما يجوز من ذلك عنده ما كان ثمنه معلوما لا غرر فيه. وقالَ ابنُ عَبَّاسٍ لا بَأسَ أنْ يَقولَ بِعْ هذَا الثَّوْبَ فَما زَاد علَى كذَا وكَذَا فَهُوَ لَكَ... وقال ابنُ سِيرينَ إذَا قالَ بِعْهُ بِكَذَا فَما كانَ مِنْ رِبْحٍ فَهْوَ لَكَ أوْ بَيْنِي وبَيْنَكَ فَلاَ بَأسَ بِهِ

- Fath al Bari IV hal 527 :
باب أجرِ السَّمسَرةِ .ولم يَرَ ابن سِيرينَ وعطاءٌ وإِبراهيمُ والحسَنُ بأجرِ السِّمسارِ بأساً.وقال ابنُ عبّاسِ: لابأسَ أن يقولَ بعْ هذا الثوبَ، فما زاد على كذا وكذا فهو لك.وقال ابن سِيرينَ: إِذا قال بِعْهُ بكذا، فما كان مِن رِبحٍ فلك أو بيني وبينَكَ، فلا بأسَ بهِ.وقال النبيُّ صلى الله عليه وسلّم: المسلمونَ عندَ شُروطِهم حدّثنا مسدَّدٌ عبدُ الواحدِ حدَّثنا مَعْمرٌ عن ابنِ طاوُسٍ عن أبيهِ عنِ ابن عباسٍ رضيَ اللهُ عنهما قال: «نَهى النبيُّ صلى الله عليه وسلّم أن يُتَلَقَّى الرُّكبانُ، ولا يَبيعَ حاضرٌ لبادٍ. قلتُ ياابنَ عبّاس: ما قولهُ لايبيعُ حاضرٌ لباد؟ قال: لايكونُ لهُ سِمساراً»

Sumber: http://www.piss-ktb.com/2012/09/1841-hukum-makelar-jasa-perantara-1841.html?m=1
Terimakasih, tetap mencantumkan sumber kutipan.

3. PP. Roudlotul Huda Jatilawang
A. Deskripsi Masalah
Sebut saja pak Jono, ia adalah seorang pegawai yang ingin menaikan gajinya, karena mengingat kebutuhan hidup sehari
-hari bersama keluarganya yang semakn banyak. Tapi cara yang dilakukan pak Jono untuk menaikan gajinya tidak murni (Tidak Resmi),yaitu dengan cara menyuap  (Nyogok).
B. Pertanyaan
a. Bagaimana hokum menaikan gaji dengan cara menyuap( Nyogok ) ?
b. Bagimana pandangan Syara terhadap gaji yang dihasilkan dengan cara menyuap ( Nyogok ) ?
4. PP. Al-Falah Kalisabuk
A. DeskripsiMasalah
Mbawon merupakan suatu pekerjaan yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat kita. Dalam praktek kerjanya, ada yang individual dan ada yang berkelompok. Adapun sistem kerja dalam berkelompok yaitu semua anggota bekerja bersama sama yang kemudian hasilnya pun dibagi sama rata. Namun pada kenyataanya mereka mempunyai kemampuan yang berbeda beda sehingga membuat mereka berbeda dalam menanggung pekerjaan tersebut. Bagi orang yang kuat, bisa mengangkut lebih banyak padi daripada yang tidak begitu kuat, bahkan apabila ada perempuan yang ikut dalam anggota tersebut, tidak ikut mengangkut sama sekali.
B. Pertanyaan
a. Akad apakah yang terjadi diantara anggota group mbawon tersebut ?
b. Apakah pembagian hasil secara sama rata diperbolehkan padahal mereka berbeda dalam menanggung pekerjaan tersebut ?

5. PP. El-Bayan (Kebijakan Sebuah Lembaga Islam dalam Dunia Perpolitikan)
A. Deskripsi Masalah
Seringkali kita jumpai partisipasi dari para tokoh agama (khususnya islam) yang ikut terjun kedalam ranah perpolitikan setiap menjelang pemilihan umum, baik pemilihan presiden ataupun pemilihan kepala daerah.  Alhasil, keterlibatan para tokoh agama tersebutpun selalu menjadi polemik dan sorotan dari banyak kalangan. Bahkan, tidak jarang pula kita jumpai sebuah lembaga yang menganjurkan atau malah mengharuskan kepada para pengikutnya untuk memenangkan calon yang telah direkomendasikan oleh pemimpinya atas hasil ijtima’ para tokoh agama. Misalkan Sebuah lembaga A yang mengharuskan kepada para pengikutnya untuk memilih si zaed karena ada alasan-alasan tertentu.
B. Pertanyaan
a. Bagaimanakah pandangan fiqih menanggapi Keterlibatan tokoh agama yang terjun dalam dunia perpolitikan ?
b. Bolehkah para tokoh agama melakukan ijtimauntuk memusyawarahkan calon pemimpin mereka ?
c. Apakah para pengikut dari lembaga A yang telah mengharuskan untuk memilih si zaid harus diikuti ?
d. Jika memang harus diikuti, apakah hukum orang yang tidak ikut memilih si Zaid dengan alas an bahwa dia bebas memilih siapapun karena pemilihan umum di Indonesia berazazkan LUBERJURDIL ?
6. PP Al-Iman Bulus Purworejo
A. Deskripsi Masalah
Menjelang digelarnya Olimpiade 2020 di Tokyo, pemerintah Jepang menyiapkan Masjid Mobil bagi atlet muslim. Wujudnya adalah dengan menyediakan sebuah truk yang dimodifikasi menjadi masjid, lengkap dengan pendingin ruangan (AC) dan berkapasitas untuk 50 orang yang hendak menjalankan shalat berjamaah. Panitia penyelenggara menyebut bahwa ‘masjid mobil’ itu sengaja dibuat untuk paa atlet muslim dan akan ditempatkan di perkampungan atlet.
B. Pertanyaan
a. Apakah kendaraan (mobil) tersebut dapat di jadikan masjid ?
b. Jika memang mobil tersebut dapat menjadi masjid, sebatas manakah yang di katakan masjid pada mobil tersebut? (termasuk ban, baut, dll).
c. Sampai kapan mobil tersebut masih dihukumi masjid?
d. Bagaimana hukum i’tikaf dan apakah larangan bagi yang berhalangan masuk masjid juga berlaku ?
7. Maddin PP El-Bayan Majenang
A. Deskripsi Masalah
Disebuah desa, Sebut saja desa Melati. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, jenis tanamannya pun berfariasi , mulai dari kangkung, bayam, timun, kacang, dan lain-lain. Dalam penjualannya kini petani kian di buat mudah, tidak perlu repot-repot membawa sayurannya ke pasar. Petani cukup memanen dan menyiapkannya di depan rumah untuk kemudian diambil dan dibawa oleh bandar ke pasar untuk di jual. Tidak ada transaksi / kesepakatan harga yang jelas antara petani dan Bandar sehingga hasilnya baru bisa diketahui keesokan harinya, jika kebetulan harganya bagus petani senang, namun  sebaliknya jika harganya anjlok petani kecewa karena rugi.
B. Pertanyaan
a. Termasuk jenis muamalah apakah yang dilakukan oleh petani dan Bandar ?
b. Bolehkah sang Bandar menjual sayuran petani tanpa ada transaksi yang jelas sebelumnya ?
c. Jika petani merasa rugi karena harganya anjlok, bolehkah petani menuntut ganti rugi ?
Dengan bentuk pengembalian uang atau barang misalnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syirkah

I'rob 3